SELAMAT DATANG DI RAPAI SAMAN NAGAN RAYA TELPON : 0852 8554 9960

Sabtu, 07 April 2012

Seni tari tradisional aceh dapat disajikan sebagai sebuah paket wisata dengan tersedianya tenaga kreatif yang benar-benar memahami dan menggemari kesenian Aceh yang ada didamping itu juga didukung oleh pemain-pemain seni tari yang penuh didikasi mau belajar dengan sungguh-sungguh untuk keperluan penyajian paket wisata budaya.
 Seni budaya yang dimiliki menjadi paket-paket yang sangat menarik karena memperlihatkan ke khasannya tersendiri,proses pengolahannya menuntut kemampuan estetika dan pandangan kedepan yang sesuai dengan landasan ideal masyarakat dan tidak meyimpang dari ciri-ciri kepribadian masyarakat aceh.yang islami dan tidak menyimpan dari spirit keislaman dan ini terlihat jelas dalam berbagai tarian, baik sedati saman,debus,ranup lampuan dan taraian tradisional lainnya.
Berikut ini seni tari yang ada di aceh antara lain :

Tari Saman
Tari Saman diciptakan dan dikembangkan oleh seorang tokoh islam bernama Syeh Saman ,beliau menciptakan syairnya dengan menggunakan bahasa arab dan bahasa aceh dengan iringan gerakan –gerakan tangan dan syair yang dilagukan membuat seuasana menjadi gembira, gerakan tepukan dada,tepukan diatas lutut, mengangkat tangan secara bergantian dengan gerakan dan kecepatan yang serasi menjadi ceri khasnya.

Tari Laweut
Laweut berasal dari kata Seulawet , sanjungan pada Nabi Muhammad S.A.W tari ini di persembahkan oleh delapan orang wanita yang disebut juga seudati iring. Tari ini di pergunakan untuk menyampaikan pesan-pesan dalam keagamaan pendidikan dan pembangunan.

Tari Tarek Pukat
Tari ini merupakan tarian yang diangkat dari kehidupan nelayan pesisir aceh yaitu membuat jarring “pukat” dan menangkap ikan dengan jaring ditengah laut. Suasana menarik pukat dengan harapan mendapat ikan yang banyak dinyatakan dengan semangat kerja keras da riang gembira yang sekali-kali terdengar teriakan senang pawang laut.

Tari Cangklak
Tari memgemalisasikan perempuan-perempuan cantik gemulai, energik dan sedikit genit dengan berbagai aksesoris yang dipakai dalam mengelilingi lekuk tubuh anggunnya, serta pelengkap busana yang senantiasa digunakan dan indetik dengan perempuan seperti payung, kipas, sapu tangan, perpaduan gerak dan tarian yang laku di aceh dengan tarian khas melayu dari daerah timur aceh.
Tari Meusago
Meusago disini diartikan bersudut, bersegi dan berujung begitu lengkapnya persoalan yang di hadapi dan ibadah manusia dengan manusia, dengan bermacam kehidupan yang dihadapi dan ibadah atau hubungan dengan Tuhan, ide garapan tari ini sebagai syimbol gotong royong dan persaudaraan merupakan wujud dari persatuan, satu kipas barang bermakna tapi menakala bersamaan d paparkan menjadi satu mneuji manfaat bagi kehidupan.
Musik Seurune Kalee
Seurune Kalee adalah suatu alur kesenian yang sangat digemari di Aceh. Seurune Kalee dalam bahasa Indonesia adalah seruling.Pemain Seurune Kalee terdiri dari satu orang peniup seurune, satu orang pemukul gendang dan tiga orang pemukul rapai, pemain memakai pakaian adat aceh “modifikasi” seragam warna hitam dan lilitan kain bermotif aceh, sekarang musikk seurune kale di kehormatan dan mengiringi tarian tradisional lainnya.
Rapai Daboh
Rapai Daboh yaitu suatu permainan ketangkasan atau kekebalan. Permainan Rapai Daboh terdiri dari seorang syekh yang bergelar “Khalifah”, beberapa orang penabuh rebana (rapai), dan beberapa pemain rencong atau senjata tajam lainnya, dimana saat mereka sedang menabuh rebana memukul rapainya sambil bernyanyi dengan lagu-lagu tertentu terus menikam-nikam anggota badan dengan sehebat-hebatnya, kadang-kadang rencongnya menjadi bengkok, yang semuanya berada dibawah pimpinan/pengawasan khalifah. Apa sebab tubuh mereka tidak dimakan senjata, hal ini menurut mereka oleh karena suatu keyakinan bahwa yang berkuasa hanya Khalik (Tuhan) sedangkan makhluk sama-sama tidak berkuasa; jadi besi makhluk dan manusia pun makhluk. Pada waktu para penabuh rapai sedang memukul rebana sehebat-hebatnya, maka para pemain rencong memusatkan seluruh pikirannya pada keyakinan diatas, sedikit pun tidak boleh bergoyang, dan kalau goyang pastilah senjata akan makan tubuh mereka.
Tari Seudati
Seudati adalah perpaduan antara seni suara dan seni tari. Seni Seudati adalah jenis kesenian yang diciptakan setelah berdiri masyarakat islam Aceh yang berfungsi sebagai dakwah dan hiburan. Seudati juga bernama Saman yang berasal kata dari bahasa Arab yang berarti delapan. Dinamakan saman karena para pemainnya terdiri dari delapan orang yaitu Syekh dan para pembantunya berpakaian seragam, yaitu celana pantalon hitam atau putih, baju kaos putih berlengan panjang, di kepala para penari memakai tangkulok.

Tari Rapai Geleng
Rapai adalah jenis tamborin yang biasanya dipakai untuk mengiringi sebuah lagu atau tarian. Permainan Rapai telah dikembangkan dan diiringi dengan lagu-lagu dan berbagai macam lenggak-lenggok yang indah. Ini merupakan dobrakan penampilan sebuah tarian baru yang disebut “Rapai Geleng”. Tarian ini dimainkan oleh 11 sampai 12 orang penari dan setiap mereka memainkan Rapai (tamborin kecil). Sambil bermain Rapai dan menyanyikan lagu, mereka melakukan berbagai gerakan tubuh yaitu tangan, kepala, dan lain-lain. Gerakan para penari hampir sama dengan tarian Saman tetapi menggunakan Rapai. Tarian ini juga sangat dinikmati dan menyenangkan.
Tari Meuseukat
Tarian Meuseukat adalah tarian yang sangat pupuler di Aceh yang berasal dari Kab. Aceh Selatan. Tarian ini dimainkan oleh 10 atau 12 penari dan 2 orang penyanyi. Khusus untuk wanita mengambil posisi dengan cara duduk/berlutut dalam satu barisan dan membuat gerakan tubuh dengan tangan dan kepala. Nyanyian yang berisi pujian atau doa yang dimulai dengan gerakan lambat sampai dengan gerakan cepat.
 

Tari Ranub Lampuan
Tari Ranub Lampuan sangat terkenal di Aceh. Tari ini biasanya dimainkan untuk menyambut tamu terhormat dan pejabat-pejabat yang berkunjung ke Aceh. Tari ini juga di tampilkan pada acara-acara khusus, seperti para acara Preh linto, Tueng Dara Baro. Tarian ini dimainkan oleh tujuh orang penari wanita dan diiringi dengan instrumen musik tradisional Seurunee Kalee. Penari ditangannya memegang Cerana atau Puan yang yang didalamnya berisi sirih (ranub) yang akan diberikan kepada tamu-tamu sebagai tanda kemuliaan bagi tamu-tamunya. Tari Ranub Lampuan gubahan dari Tarian Aceh.

Tari Likok Pulo
Tari Likok Pulo dewasa ini sudah menjadi salah satu tari wajib bagi murid sekolah dalam Kota Banda Aceh sebagai mata pelajaran kesenian muatan lokal. Karena pada akhir tahun l980an nasib tarian ini hampir punah dan kembali diperkenalkan pada PKA Pkan Kebudayaan AcehIII tahun l988 hingga sudah berkembang dan populer di kalangan masyarakat. Asal mula tarian ini berkembang di kawasan Pulo Besar Selatan dalam wilayah gugusan Pulo Aceh Kabupaten Aceh Besar, sekitar 30 mil dari dararatan Kota 
Banda Aceh. Maka tarian ini juga dengan sebutan Likok Pulo Aceh. Tarian ini sebagai media pengembangan dakwah Islam dimasa era kesultanan Aceh diciptakan oleh Ulama pendatang dari Arab yang menetap di desa Ulee Paya dibawakan oleh 12 orang penari pria sambil duduk rapat berlutut bahu membahu, dengan posisi sejajar. Di desa Ulee Paya dahulu dipertunjukan di tepi pantai atas pasir sebagai pentasnya dan hanya digelari sehelai tikar daun lontar atau pandan serta dibawakan pada malam hari sebagai hiburan rakyat sambil berdakwah. Biasanya tarian ini mulai dipertunjukan puluk 21.00 WIB sampai menjelang subuh. Gerak tari Likok Pulo komposisinya dimulai dengan gerakan salam anggukan kepala dan tangan yang diselangi gerakan pinggul. Ritme tarian saling membentang dan seling ke kiri dan ke kanan sambil melantunkan syair-syair pujian kepada Sang Khalik yang diiringi dengan musik Rapai dan vokalis nyanyian syair Aceh.

Penulis :
Sani Fenaro ( IKNR Jakarta)
 



Keajaiban-keajaiban yang melekat pada sosook Abu Ibrahim Woyla, yang oleh sebagian ulama di Aceh menilai bahwa Abu Ibrahim Woyla adalah seorang ulama yang sudah mencapai tingkat Waliyullah (Wali Allah)

 Abu Ibrahim Woyla adalah seorang ulama pengembara. Ulama ini dalam masyarakat Aceh lebih dikenal dengan Abu Ibrahim Karamah (Keramat). Belum pernah terjadi dalam sejarah di Woyla (Aceh Barat) bila seseorang meninggal ribuan orang datang melayat (takziah) kecuali pada waktu wafatnya Abu Ibrahim Woyla. Selama hampir 30 hari meninggalnya Abu Ibrahim Woyla masyarakat Aceh berduyun-duyun datang melayat ke kampung Pasi Aceh, Kecamatan Woyla Induk, Aceh Barat sebagai tempat peristirahatan terakhir Abu Ibrahim Woyla. 
Selama 30 hari itu ribuan orang setiap hari tak kunjung henti datang menyampaikan duka cita mendalam atas wafatnya Abu Ibrahim Woyla, sehingga pihak keluarga menyediakan 400 kotak air aqua gelas dan tiga ekor lembu setiap hari dari sumbangan mantan Gubernur Aceh Irwandi Yusuf untuk menjamu tamu yang datang silih berganti ke tempat wafatnya Abu Ibrahim Woyla. Begitulah pengaruh ke-ulama-an Abu Ibrahim Woyla dalam pandangan masyarakat Aceh, terutama di wilayah Pantai barat selatan Aceh.
Abu Ibrahim Woyla yang bernama lengkap Teungku (Ustadz/Kiyai) Ibrahim bin Teungku Sulaiman bin Teungku Husen dilahirkan di kampung Pasi Aceh, Kecamatan Woyla, Kabupaten Aceh Barat pada tahun 1919 M. Menurut riwayat, pendidikan formal Abu Ibrahim Woyla hanya sempat menamatkan Sekolah Rakyat (SR), selebihnya menempuh pendidikan Dayah (Pesantren Salafi/Tradisional) selama hampir 25 tahun. Sehingga dalam sejarah masa hidupnya Abu Ibrahim Woyla pernah belajar 12 tahun pada Syeikh Mahmud seorang ulama asal Lhok Nga Aceh Besar yang kemudian mendirikan Dayah Bustanul Huda di Kecamatan Blang Pidie, Aceh Barat Daya. Di antara murid Syeikh Mahmud ini selain Abu Ibrahim Woyla juga Abuya Syeikh Muda Waly Al-Khalidy yang kemudian Abu Ibrahim Wayla berguru padanya, Abuya Muda Waly adalah sebagai seorang ulama tareqat naqsyabandiyah tersohor di Aceh.
Menurut keterangan, Syeikh Muda Waly hanya sempat belajar pada Syeikh Mahmud sekitar 3 tahun, kemudian pindah ke Aceh Besar dan belajar pada Abu Haji Hasan Krueng Kale dan Abu Hasballah Indrapuri. setelah itu Syeikh Muda Waly pindah ke Padang dan belajar pada Syeikh Jamil Jaho di Padang Panjang. beberapa tahun di Padang Syeikh Muda Waly melanjutkan pendidikan ke Mekkah, kemudian Syeikh Muda Waly kembali kepadang dan pulang ke Aceh Selatan untuk mendirikan Pesantren Tradisional di Labuhan Haji Aceh Selatan. 
Saat itulah Abu Ibrahim Woyla sudah mengetahui bahwa Syeikh Muda Waly telah kembali dari Mekkah dan mendirikan Dayah, maka Abu Ibrahim Woyla kembali belajar pada Syeikh Muda Waly untuk memperdalam ilmu tareqat naqsyabandiyah. Namun sebelum itu Abu Ibrahim Woyla pernah belajar pada Abu Calang (Syeikh Muhammad Arsyad) dan Teungku Bilal yatim (Suak) bersama rekan seangkatannya yaitu (alm) Abu Adnan Bakongan.
Setelah lebih kurang 3 tahun memperdalam ilmu tareqat pada Syeikh Muda Waly, Abu Ibrahim Woyla kembali ke kampung halamannya, tapi tak lama setelah itu Abu Ibrahim Woyla mulai mengembara yang dimana keluarga sendiri tidak mengetahui kemana Abu Ibrahim Woyla pergi mengembara. Menurut riwayat dari Teungku Nasruddin (menantu Abu Ibrahim Woyla) semasa hidupnya Abu Ibrahim Woyla pernah menghilang dari keluarga selama tiga kali, Pertama, Abu Ibrahim Woyla menghilangkan diri selama 2 bulan, Kedua, Abu Ibrahim Woyla menghilang selama 2 tahun dan Ketiga, Abu Ibrahim Woyla menghilangkan diri selama 4 tahun yang tidak diketahui kemana perginya.
Dalam kali terakhir inilah Abu Ibrahim Woyla kembali pada keluarganya di Pasi Aceh, pihak keluarga tidak habis pikir pada perubahan yang terjadi pada Abu Ibrahim Woyla. Rambut dan jenggotnya sudah demikian panjang tak ter-urus, pakaiannya sudah compang camping dan kukunya panjang seadanya. mungkin bisa kita bayangkan seseorang yang menghilang selama 4 tahun dan tak sempat untuk mengurus dirinya.

Begitulah kondisi Abu Ibrahim Woyla ketika kembali ke tengah keluarganya setelah 4 tahun menghilang, maka wajar bila secara duniawiyah dalam kondisi seperti itu sebagian masyarakat Woyla menganggap Abu Ibrahim Woyla sudah tidak waras lagi.
Abu Ibrahim Woyla oleh banyak orang dikenal sebagai ulama agak pendiam dan ini sudah menjadi bawaannya sewaktu kecil hingga masa tua. Beliau hanya berkomunikasi bila ada hal yang perlu untuk disampaikan sehingga banyak orang yang tidak berani bertanya terhadap hal-hal yang terkesan aneh bila dikerjakan Abu Ibrahim Woyla.


Sikap Abu Ibrahim Woyla seperti itu sangat dirasakan oleh keluarganya, namun karena mereka sudah tau sifat dan pembawaannya demikian, keluarga hanya bisa pasrah terhadap pilihan jalan hidup yang ditempuh Abu Ibrahim Woyla yang terkadang sikap dan tindakannya tidak masuk akal. Tapi begitulah orang mengenal sosok Abu Ibrahim Woyla.Abu Ibrahim Woyla memiliki dua orang isteri, isteri pertama bernama Rukiah, dari hasil pernikahan ini Abu Ibrahim Woyla dikaruniai 3 orang anak, seorang laki-laki dan 2 perempuan. yang laki-laki bernama Zulkifli dan yang perempuan bernama Salmiah dan Hayatun Nufus. Sementara pada isteri keduanya yang beliau nikahi di Peulantee, Aceh Barat, dua tahun sebelum beliau meninggal tidak dikaruniai anak.
Menurut cerita tatkala isteri pertamanya hamil 6 bulan untuk anak pertama yang dikandung Ummi Rukian, kondisi Abu Ibrahim Woyla saat itu seperti tidak stabil, sehingga beliau mengatakan pada isterinya “Saya mau belah perut kamu untuk melihat anak kita”, kata Abu Ibrahim Woyla pada isterinya yang pada saat itu membuat keluarganya tak habis pikir terhadap apa yang diucapkan Abu Ibrahim Woyla pada isterinya itu. Karena perkataan seperti itu dianggap perkataan yang sudah diluar akal sehat, maka keluarga dengan cemas menggatakan kita tidak tahu apa yang dimaksudkan oleh Abu Ibrahim Woyla yang meminta untuk membelah perut isterinya yang sedang mengandung 6 bulan. Meskipun begitu, perkataan yang pernah diucapkan itu tak pernah dilakukannya.
Pada tahun 1954 sebenarnya tahun yang sangat membahagiakan bagi pasangan suami-isteri karena pada tahun itu lahir anak pertama dari pasangan Abu Ibrahim Woyla dan Ummi Rukiah, akan tetapi kehadiran seorang pertama itu bagi Abu Ibrahim Woyla bukanlah sesuatu yang istimewa. Abu Ibrahim Woyla saat itu hanya pulang sebentar menjenguk anaknya yang baru lahir, kemudian beliau pergi kembali mengembara entah kemana. Ketika anak pertamanya yang diberi nama Salmiah sudah besar, menurut cerita Teungku Nasruddin barulah kondisi Abu Ibrahim Woyla kembali normal hidup bersama keluarganya. Dan saat itu Abu Ibrahim Woyla sempat membuka lahan perkebunan di Suwak Trieng untuk menjadi harta yang ditinggalkan untuk keluarganya di kemudian hari.
Pada saat itu kehidupan Abu Ibrahim Woyla bersama keluarganya sudah sangat harmonis hingga lahir anak kedua, Hayatun Nufus dan anaknya yang ketiga Zulkifli. Semua keluarganya sangat bersyukur karena Abu Ibrahim Woyla telah tinggal bersama keluarganya. Namun apa mau dikata, tak lama setelah lahir anaknya yang ketiga Abu Ibrahim Woyla kembali meninggalkan keluarganya dan entah kemana. Sehingga Ummi Rukiah tidak tahan lagi dengan ketidakpedulian Abu Ibrahim Woyla terhadap nafkah keluarganya, isterinya minta untuk pulang ke Blang Pidie daerah asalnya.
Alasan isterinya untuk pulang ke Blang Pidie memang tepat, karena menurutnya Abu Ibrahim Woyla tidak lagi peduli kepada keluarga, beliau hanya asyik berzikit sendiri dan pergi kemana beliau suka. akan tetapi, keinginan Ummii Rukian untuk kembali ke Blang Pidie tidak terwujud karena Allah mempersatukan Abu Ibrahim Woyla dan isterinya sampai akhir hayatnya.

Kisah Keajaiban dan Aneh
Bila kita dengar kisah dan cerita tentang Abu Ibrahim Woyla semasa hidupnya tak ubah seperti kita membaca kisah para sufi dan ahli tashawwuf. Banyak sekali tindakan yang dikerjakan Abu Ibrahim Woyla semasa hidupnya yang terkadang tidak dapat diterima secara rasional, karena kejadian yang diperankannya termasuk di luar jangkauan akal pikiran manusia. Untuk mengenal prilaku Abu Ibrahim Woyla haruslah menggunakan pikiran alam lain sehingga menemukan jawaban apa yang dilakukan Abu Ibrahim Woyla itu benar adanya.
Alm. Abu Ibrahim Woyla berkunjung ke sebuah tempat.
Itulah keajaiban-keajaiban yang melekat pada sosok Abu Ibrahim Woyla, yang oleh sebagian ulama di Aceh menilai bahwa Abu Ibrahim Woyla adalah seorang ulama yang sudah mencapai tingkat Waliyullah (Wali Allah). hal itu diakui Teungku Nasruddin, memang banyak sekali laporan masyarakat yang diterima keluarga menceritakan seputar keajaiban kehidupan Abu Ibrahim Woyla.

Hal ini terbukti semasa hidupnya Abu Ibrahim Woyla selalu mendatangi tempat-tempat dimana umat selalu dalam kesusahan, kegelisahan dan musibah beliau selalu ada di tengah-tengah masyarakat itu. Namun orang sulit memahami maksud dan tujuan Abu Ibrahim Woyla untuk apa beliau mendatangi tempat-tempat seperti itu, karena kedatangannya tidak membawa pesan atau amanah apapun bagi masyarakat yang didatanginya. Abu Ibrahim Woyla hanya datang berdoa di tempat-tempat yang ia datangi, tutur Teungku Nasruddin.
Dalam hal ini Ustadz (Teungku disingkat Tgk) Muhammad Kurdi Syam (seorang warga Kayee Unoe, Calang yang sangat mengenal Abu Ibrahim Woyla menceritakan bahwa Abu Ibrahim Woyla kebetulan sedang berjalan kaki, beliau terkadang masuk ke sebuah rumah tertentu milik masyarakat yang dilawatinya, ia mengelilingi rumah tersebut sampai beberapa kali kemudian berhenti pas di halaman rumah itu dan menghadapkan dirinya ke arah rumah tersebut dengan berzikir LA ILAHA ILLALLAH yang tak berhenti keluar dari mulutnya, setelah itu Abu Ibrahim Woyla pergi meninggalkan rumah itu.

Tidak ada yang tahu makna yang terkandung di balik semua itu, apakah agar penghuni rumah itu terhindar dari bahaya yang akan menimpa mereka atau mendoakan penghuni rumah itu agar dirahmati Allah? Wallahu A’lam.
Menurut Tgk Nasruddin , dilihat dari kehidupannya, Abu Ibrahim Woyla sepertinya tidak lagi membutuhkan hal-hal yang bersifat duniawi, ia mencontohkan, kalau misalnya Abu Ibrahim Woyla memiliki uang, uang tersebut bisa habis dalam sekejap mata dibagikan kepada orang yang membutuhkan dan biasanya Abu Ibrahim Woyla membagikan uang itu kepada anak-anak dalam jumlah yang tidak diperhitungkan (sama seperti amalan Rasulullah). Begitulah kehidupan Abu Ibrahim Woyla dalam kehidupan sehari-hari.
Keajaiban lain yang membuat masyarakat tak habis pikir dan bertanya-tanya adalah soal kecepatan beliau melakukan perjalanan kaki yang ternyata lebih cepat dari kendaraan bermesin. Memang kebiasaan Abu Ibrahim Woyla kalau pergi kemana-mana selalu berjalan kaki tanpa menggunakan sendal. Bagi orang yang belum mengenalnya bisa beranggapan bahwa Abu Ibrahim Woyla sosok yang tidak normal. Karena disamping penampilannya yang tidak rapi, mulutnya terus komat kamit mengucapkan zikir sambil berjalan.

Tgk Muhammad Kurdi Syam menceritakan suatu ketika Abu Ibrahim Woyla sedang jalan kaki di Teunom menuju Meulaboh (perjalanan yang memakan waktu 1 sampai 2 jam dengan kendaraan bermotor), yang anehnya Abu Ibrahim Woyla ternyata duluan sampai di Meulaboh, padahal yang punya mobil tadi tahu bahwa tidak ada kendaraan lain yang mendahului mobilnya, kejadian ini bukan sekali dua kali terjadi, malah bagi masyarakat di pantai barat yang sudah mengganggap itulah kelebihan sosok ulama keramat Abu Ibrahim Woyla yang luar biasa tidak sanggup dinalar oleh pikiran orang biasa.
karena tak heran kalau Abu Ibrahim Woyla berada seperti di pasar, misalnya semua pedagang di pasar itu berharap agar Abu Ibrahim Woyla dapat singgah di toko mereka, karena mereka ingin mendapatkan berkah Allah melalui perantaran Abu Ibrahim Woyla. Namun tidak segampang itu karena Abu Ibrahim Woyla punya pilihan sendiri untuk mampir di suatu tempat.

Seperti yang diceritakan Tgk Muhammad Kurdi Syam, suatu waktu Abu Ibrahim Woyla sedang berada di Lamno, Aceh Jaya. lalu bertemu dengan seseorang yang bernama Samsul Bahri yang sedang bekerja di Abah Awe, saat itu kebetulan Abu Ibrahim Woyla membawa dua potong lemang.

Ketika mampir di situ Abu Ibrahim Woyla meminta sedikit air, setelah air itu diberikan Samsul lalu Abu Ibrahim Woyla memberikan dua potong lemang tersebut kepada Samsul tapi Samsul menolaknya karena menurut Samsul bahwa lemang tersebut adalah sedekah orang yang diberikan kepada Abu Ibrahim Woyla. karena tidak mau diterima Samsul, lemang itu dibuang Abu Ibrahim Woyla yang tak jauh dari tempat duduknya, spontan saja Samsul tercengang dengan tindakan Abu yang membuang lemang begitu saja, karena merasa bersalah lalu Samsul ingin mengambil lemang yang sudah dibuang tersebut, namun sayang, ketika mau diambil lemang itu hilang secara tiba-tiba.
Dalam kejadian lain, Tgk Nasruddin menceritakan suatu ketika (sebelum Tgk Nasruddin menjadi menantu Abu Ibrahim Woyla), tiba-tiba shubuh pagi Abu Ibrahim Woyla datang ke almamaternya ke Pesantren Syeikh Mahmud, kaki Abu Ibrahim Woyla kelihatan sedikit pincang sebelah kalau beliau berjalan. Kedatangan Abu Ibrahim Woyla disambut Tgk Nasruddin dan teman-teman sepengajian lainnya.

Lalu Abu meminta sedikit nasi untuk sarapan pagi, “nasinya ada, tapi tidak ada lauk pauk apa-apa Abu” kata Tgk Nasruddin, “Nggak apa-apa, saya makan pakai telur saja, coba lihat dulu di dapur mungkin masih ada satu telur tersisi” jawab Abu Ibrahim Woyla, lalu Tgk Nasruddin menuju ke dapur, ternyata di tempat yang biasa ia simpan telur terdapat satu butir telur, padahal seingatnya tidak ada sisa telur lagi karena sudah habis dimakan.
Lantas sambil menyuguhkan Nasi kepada Abu Ibrahim Woyla, Tgk Nasruddin bertanya, “Kenapa dengan kaki Abu ?” Abu menjawab “saya baru pulang dari bukit Qaf (Mekkah), disana banyak sekali tokonya tapi tidak ada penjualnya. Namun kalau kita ingin membeli sesuatu kita harus membayar di mesin, kalau tidak kita bayar kita akan ditangkap polisi”, Abu meneruskan “setelah saya belanja di toko-toko itu lalu saya naik kereta api dan sangat cepat larinya, karena saya takut duduk dalam kereta api itu , maka saya lompat dan terjatuh hingga membuat kaki saya sedikit terkilir, makanya saya agak pincang, tapi sebentar lagi juga sembuh”.
Kejadian serupa juga dialami oleh keluarga dekat Abu Ibrahim Woyla sendiri, suatu hari Abu mengunjungi salah seorang saudaranya untuk meminta sedikit nasi dengan lauk sambel udang belimbing, lalu tuan rumah itu mengatakan pada isterinya untuk menyiapkan nasi dengan sambel udang belimbing untuk Abu Ibrahim Woyla, tapi isterinya memberi tahu bahwa pohon belimbingnya tidak lagi berbuah, “baru kemarin sore saya lihat pohon belimbingnya lagi tidak ada buahnya” kata sang isteri pada suaminya. Tapi suaminya terus mendesak isterinya “coba kamu lihat dulu, kadang ada barang dua tiga buah sudah cukup untuk makan Abu” katanya.lalu isterinya pergi ke pohon belakang rumah, ternyata belimbing itu memang didapatkan tak lebih dari tiga buah di pohon yang kemarin sore dilihatnya.
Demikian pula ketika hendak melangsungkan pernikahan anak pertama Abu Ibrahim Woyla, yaitu Salmiah, msyarakat di kampung melihat sepertinya Abu Ibrahim Woyla tidak peduli terhadap acara pernikahan anaknya. Padahal acara pernikahan itu akan berlangsung beberapa hari lagi, tapi Abu Ibrahim Woyla tidak menyiapkan apa-apa untuk menghadapi acara pernikahan anaknya itu, bahkan uang pun tidak beliau kasih pada keluarga untuk kebutuhan acara tersebut. Namun ajaibnya pada hari “H” (hari pernikahan berlangsung) ternyata acara pernikahan anaknya berlangsung lebih besar dari pesta-pesta pernikahan orang lain yang jauh-jauh hari telah mempersiapkan segala sesuatunya.

Begitulah sebagian dari perjalanan riwayat hidup seorang ulama dan aulia Abu Ibrahim Woyla yang sulit dicari penggantinya di Aceh sekarang ini. Beliau berpulang ke Rahmatullah pada hari sabtu pukul 16.00 WIB tanggal 18 Juli 2009 di rumah anaknya di Pasi Aceh Kecamatan Woyla Induk, Kabupaten Aceh Barat dalam usia 90 tahun.

Tim Majalah Santri Dayah pernah berziarah ke makan beliau pada pertengahan tahun 2012, melihat makan yang dijaga oleh anak tertuanya, banyak sekali diziarahi oleh masyarakat. Namun pihak keluarga sangat hati-hati dan berpesan pada penziarah agar makan Abu Ibrahim Woyla tidak dijadikan tempat pemujaan (yang membawa kepada syirik).

Dikutip dari :

Kamis, 05 April 2012




Tari Saman, Tari Aceh, group Wrhatnala USA during Festival Colors of Asia, 
Location: Thomas Jefferson Auditorium in Arlington VA, 125 Old Glebe 
               Rd, Arlington, VA 22204 in Washington DC metro area, December 11, 2010.

Budaya Indonesia di Amerika, Selama Festival Warna Asia, Tari Saman, Grup: Wrhatnala USA, 11 Desember 2010, di Arlington VA di dekat ibu kota Amerika.

Very beautiful dance.

Watch and Listen to different kind of Indonesian Music at:http://www.Dangdut.NET or http://www.Dangdut.US


Kabupaten Nagan Raya merupakan salah satu kabupaten yang sedang tumbuh dan berkembang di provinsi Aceh. Kabupaten yang terletak di pesisir pantai-barat selatan ini merupakan hasil pemekaran wilayah dari kabupaten Aceh Barat dan terbentuk secara definitive berdasarkan UU Nomor 4 tahun 2002 dan telah di tetapkan pula Suka Makmue sebagai Ibukota Kabupaten Nagan Raya. Secara geografis, kedudukan Kabupaten Nagan Raya berada pada titik koordinat antara 030.40’-04038’ Lintang Utara (LU) dan 960.11-96048’ Bujur Timur (BT). Dengan posisi ini, Kabupaten Nagan Raya berbatasan langsung dengan 4 kabupaten lainnya, yaitu Aceh Barat, Aceh Tengah, Gayo Lues, dan Aceh Barat Daya. Luas wilayah Kabupaten Nagan Raya mencapai 3.363,72 kilometer persegi (km2) atau setara 5,86 persen dari luas wilayah Provinsi Aceh (57.365,57 km2).
Kedudukan Kabupaten Nagan Raya yang berada di lintas jalan nasional di wilayah pantai barat-selatan Aceh, merupakan peluang strategis yang harus didayagunakan secara optimal. Pemerintah Kabupaten Nagan Raya dengan dukungan dari pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat akan berusaha keras menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di wilayah barat-selatan. Sedangkan posisi Nagan Raya yang berbatasan dengan Aceh Tengah dan Gayo Lues, memungkinkan kemitraan lintas daerah dalam menjalin transaksi perdagangan komoditas hasil pertanian, industry pengolahan, pariwisata, jasa, dan lainnya.
Sementara itu, posisi Nagan Raya yang dikelilingi Samudera Indonesia, tepatnya dibagian selatan, terbukanya peluang yang sangat besar untuk mewujudkan arus perputaran orang, barang, dan jasa melalui jalur laut, baik wilayah pantai barat-selatan maupun dengan pusat pemerintahan provinsi Aceh (Banda Aceh) dan Kabupaten Aceh Besar/sabang atau pun ke Sumatera Utara. Untuk mewujudkan peluang tersebut Pemerintah Kabupaten Nagan Raya telah menjajaki kerja sama dengan PT. Pelindo untuk membangun pelabuhan laut multi purphose di Kuala Tripa Kecamtan Tripa Makmur. Hal ini juga didukung dengan potensi sumber daya pesisir dan kekayaan laut yang cukup besar yang apabila dimanfaatkan dengan baik dan berkelanjutan (Sustainable development) dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat terutama nelayan di pesisir dan mendorong kemajuan wilayah pesisir.

TATA KELOLA PEMERINTAHAN
Pelaksanaan roda pemerintahan di Kabupaten Nagan Raya awal mulanya ditandai dengan plantikan Pj. Bupati yaitu tepatnya tanggal 22 juli 2002 dan tanggal itu pula sekarang dijadikan sebagai Hari Jadi Kabupaten Nagan Raya. Pada saat tersebut Kabupaten Nagan Raya hanya memiliki 5 kecamatan Induk yaitu Kecamatan Beutong, Seunagan Timur, Seunagan, Kuala dan Darul Makmur. Seiring dengan berjalannya waktu dan untuk menigkatkan pelayanan yang efektif dan efisien kepada masyarakat, sampai saat ini telah dimekarkan kecamatan menjadi 10 kecamatan yang di bagi dalam 27 kemukiman dan 222 Gampong/ Desa dan lembaga Eksekutif yang ada di Lingkup Pemerintahan Kabupaten Nagan Raya, secara susunan organisasi tahun 2012 terdiri dari 16 Dinas, 14 Lembaga teknis (badan dan kantor). Diawal-awal terbentuknya Kabupaten Nagan Raya, untuk melaksanakan pelayanan kepada masyarakat Pusat Pemerintahan di terletak di Jeuram Kecamatan Seunagan. Hal ini disebabkan Komplek Perkantoran Suka Makmue belum selesai pembangunannya dan pada Tahun 2008 Pusat Pemerintahan baru mulai pindah ke lokasi yang saat ini kita berada.
Dalam rangka pelaksanan tata kelola pemerintah yang baik khusunya dalam pengelolaan keuangan daerah yang sesuai dengan ketentuan uadang – undang atau peraturan yang berlaku, Pemerintah Kabupaten Nagan Raya telah mendapatkan suatu apresiasi teritnggi dari badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia yaitu dengan mendapatkan Predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) yang telah diraih selama 4 kali berturut – turut yaitu sejak tahun 2008-2011. Dan ini menjadi suatu kebanggaan tersindiri bagi Pemerintah dan seluruh masyarakat Nagan Raya karena dari sekian banyak kabupaten yang ada di pesisir barat Provinsi Aceh, hanya Nagan Raya yang mampu mendapatkan predikat tersebut. Kedepan kita harapkan dengan kerja keras dan komitmen dari semua pihak, kembali kita akan mendapatkan penghargaan serupa atau bahkan yang lebih tinggi.

Kependudukan dan Tenaga Kerja
Penduduk Kabupaten Nagan Raya pada awal terbentuknya tahun 2002 berjumlah 142.519 jiwa. Angka tersebut naik drastis hingga mencapai 145.108 jiwa pada tahun 2004, atau rata – rata naik 0.60 persen/tahun. Namun, pasca tsunami penduduk Nagan Raya menurun yaitu hanya tinggal 124.340 jiwa. Penurunan ini diyakini akibat bencana tsunami, di samping disinyalir sebagian kecil penduduk telah berpindah ke tempat lain, sedangkan pada tahun 2010 penduduk Nagan Raya tercatat berjumlah 139.663 jiwa dan pada tahun 2011 penduduk Nagan Raya berjumlah 142.861 jiwa.
Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Nagan Raya terus mengalami penurunan. Dari 26,22 persen pada tahun 2009 turun menjadi 23,38 persen pada taun 2011. Jumlah angkatan kerja di Kabupaten Nagan Raya berdasarkan pendapatan pada tahun 2011 sejumlah 66.339 orang shingga angka tingkat partisipasi angkatan kerja sebesar 66,44 persen. Sedangkan tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Nagan Raya adalah sebesar 4,74 persen atau sebesar 4.732 orang. Dari angka tersebut diatas menunjukan bahwa jumlah tenaga kerja di Kabupaten Nagan Raya sanat banyak dan hal ini menjadi tantangan bagi pemerintah dalam mewujudkan atau menciptakan lapangan kerja yang memadai sehingga diharapkan akan mengurangi angka pengangguran.

PEMBANGUNAN DAERAH
  1. Pembangunan Sektor Infrastruktur
Pembangunan Infrastruktur telah dimulai sejak tahun 2003, yang terutama di fokuskan pada pembunganan sarana dan prasarana perkantoran di Suka Makmue serta pembangunan sarana transportasi jalan dan jembatan . dalam mendukung kelancaran transportasi Pemerintahan Kabupaten Nagan Raya terus melaksanakan pembangunan. Pembangunan jalan kabupaten, baik dengan menggunakan aspal hotmix ataupun dengan peningkatan jalan terus dilaksanakan. Pada tahun 2012 sepanjang 392,75 km telah dilaksanakan pembangunannya baik yang sumber dananya dari APBK Nagan Raya, APBA, APBN  maupun dana Otsus. Sampai dengan saat ini tinggal 17,82 persen atau sepanjang 70,00 km jalan dalam kondisi permukaan tanah. Pembangunan jalan provinsi dan jalan nasional juga harus ditingkatkan. Dimana dari sepanjang 82 km jalan provinsi kondisinya sudah beraspal dan ruas jalan nasional sepangjang 78 km seluruhnya telah beraspal sehingga sangat lancar dan nyaman di lalui pengguna jalan.
Disamping transportasi darat, jalur transportasi laut juga sangat berperan dalam mendukung kelancaran perputaran orang, barang dan jasa. Namun, aktivitas jasa transportasi laut Nagan Raya belum berkembang. Kondisi ini berkaitan erat dengan belum tersedianya sarana dan prasarana pendukung seperti pelabuhan. Dan kedepan dengan telah ditandatangani kerjasama dengan PT. Pelindo dalam pembangunan Pelabuhan Multi Purphose di Kuala Tripa diharapkan perkembangan transportasi laut akan dapat berkembang dengan baik.
Pembangunan transportasi udara yaitu Peningkatan Banda Udara Cut Nyak Dien di Gampong Kubang Gajah Kecamatan Kuala Pesisir terus ditingkatkan dari tahun ke tahun guna mewujudkan keinginan masyarakat berpergian dari Nagan Raya ke luar daerah, atau sebaliknya. Pemerintah Kabupaten Nagan Raya, pada tahun 2012 dan juga pada dalam tahun 2013 ini telah menyediakan anggaran dalam rangka pengadaan tanah untuk perpanjangan landasan pacu Bandara Cut Nyak Dien dan juga pembangunan sarana dan prasarana pendukung lainnya.
Pekembangan teknologi informasi, belum sepenuhnya terwujud di Nagan Raya. Layanan internet sebagai kebutuhan masyarakat untuk memperoleh informasi yang aktual dan cepat relative belum berkembang di daerah ini. Minimnya dukungan infrastruktur teknologi informasi, disamping  belum berkembangnya investasi dunia usaha/swasta di sector tersebut merupakan penyebab terbatasnya layanan internet. Sebaliknya, layanan komunikasi berupa telepin seluler/handphone sudah menjangkau seluruh kecamatan di Kabupaten Nagan Raya.
Pelayanan listrik di Kabupaten Nagan Raya dikelola PT. PLN (Persero) Wilayah I-Cabang Meulaboh. Selain berasal dari system kelistrikan tertutup yang berasal dari PLTD, pasokan listrik diwilayah barat dan selatan, termasuk Kabupaten Nagan Raya mendapatkan bantuan pasokan dari pembangkit listrik tenaga uap milik Media Group dengan kapasitas 15 MW. Pasokan listrik dari PLTU tersebut selama kurun waktu dua tahun terakhir berjalan normal.
Untuk memenuhi tuntutan dan kebutuhan listrik dari tahun ke tahun kian meningkat, Pemerintah dalam hal ini PT. PLN Persero telah selesai membangun OLTU 2 x 110 Mega Watt (MW) di Suak Puntong, Kecamatan Kuala, Kabupaten Nagan Raya dan telah mulai beroprasi sejak januari 2013 yang lalu. Pembangunan PLTU Nagan Raya diwujudkan untuk mendukung stabilitasi distribusi antara wilyah pantai timur, tengah, dan panatai baart, serta wilayah selatan Aceh.

  1. Pembangunan Sektor Ekonomi
Selain pembangunan pada sekotr infrastruktur, pembangunan sektor ekonomi telah pula menunjukan keberhasilan yang cukup besar. Pembangunan sektor ekonomi diarahkan pada subsektor pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan dan industry serta perdagangan. Kabupaten Nagan Raya mempunyai lahan baku sawah mencapai 18.895 ha dengan tingkat produktivitas mencapai 4,6 ton/ha. Untuk meningkatkan kualitas mutu beras, telah pula dibangun 1 (satu) unit kilang padi modern yaitu RMP di Komplek BBU Pulo Ie kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya. Disamping pertanian padi sawah, tanaman hortikultura lainnya juga tidak luput dari pembangunan yang telah dan akan dilaksankan.
Selain pembangunan pada sektor pertanian, sektor perkebunan juga menjadi salah satu produk unggulan/andalan Kabupaten Nagan Raya yaitu komoditi kelapa sawit, kelapa dalam, karet, kopi, kakao, buah naga dan nilam. Khusus untuk komoditas kelapa sawit, di Kabupaten Nagan Raya terdapat 17 buah perusahaan yang menanamkan modalnya baik PMDN atau pun PMA dengan luas areal mencapai 72.420 Ha dengan prduksi mencapai 280.164 Ton/Tahun Tandan Buah Segar (TBS) . Pabrik Kelapa Saeit (PKS) yang terdapat di Nagan Raya sejumlah 5 (lima) unit dengan prduksi CPO mencapai 34.926 Ton/Tahun.
Sedangkan Luas perkebunan rakyat untuk komoditi kelapa sawit yang tersebar di semua kecamatan dalam kabupaten nagan Raya mencapai 38.649 ha dengan produksi mencapai 141.561 ton/tahun.
Perkebunan komoditi karet di kabupaten Nagan Raya, dengan luas areal mencapai 8.300,5 ha dengan produksi mencapai 3.631,9 ton/tahun. Komoditi kakao/coklat di Kabupaten Nagan Raya mempunyai luas perkebunan coklat 2.498 Ha, sementara produksinya 569 ton/tahun.
Tanaman buah naga di Kabupaten Nagan Raya cukup menjanjikan, karena buah naga merupakan komoditi yang sangat berguna bagi protein tubuh dan kesehatan. Saat ini pengembangan buah naga terdapat di Kecamatan Kuala Pesisir dengan luas areal mencapai 20 Ha.
Pada sektor perikanan dan kelautan Kabupaten Nagan Raya mempunyai panjang garis pantai lebih kurang 74,4 Km yang diperuntukkan bagi perikanan tangkap. Unutk memudahkan bagi nelayan telah pula dibangun 1 (satu) unit PPI di Kuala Tuha Kecamatan Kuala Pesisir. Perikanan darat dititik baratkan pada pengembangan kolam ikan air tawar dan juga pengembangan Balai Benih Ikan yang terdapat di Kecamatan Beutong dan Kecamatan Seunagan.
Pembangunan sektor peternakan dititik baratkan pada komoditi sapid an kerbau, yang diarahkan untuk memenuhi swasembada kebutuhan konsumsi ternak di Kabupaten Nagan Raya dan Provinsi Aceh. Jenis komoditi ternak yang menjadi produk unggulan di Kabupaten Nagan Raya adalah ternak sapi, kerbau, itik dan kambing.
Sapi potong merupakan komoditi unggulan yang cukup potensial dikembangkan di Kabupaten Nagan Raya. Melalui APBD provinsi dan APBD Kabupaten sejak tahun 2004 sampai sekarang telah mengalokasikan dana sebesar ± 3.4 milyar untuk pengembangan Unit Pelaksana Tehnis Dinas (UPTD) Padang Turi sebagai pusat penggemukan dan pembibitan serta sarana pendidikan dan penelitian bagi masyarakat peternak dan petani serta mahasiswa.
Kabupaten Nagan Raya mempunyai potensi sumber daya hutan dengan keanekaragaman hayati yang cukup tinggi yang dapat memberikan manfaat yang sebesar – besarnya untuk kemakmuran rakyat apabila dikelola dengan baik dan bijaksana. Kabupaten Nagan Raya memiliki wilayah hutan 156.449,10 ha, didalamnya terdapat hutan lindung 74.335 ha, hutan produksi tetap 14.750, hutan produksinya terbatas 26.657 ha, hutan yang dapat dikonversikan 20.294 ha serta hutan rakyat 20.413 ha.
Sektor pertambangan di Kabupaten Nagan Raya mempunyai potensi yang cukup besar yaitu Batubara, Emas, Grabit dan lainnya. Khusus Batubara saat ini telah ada 1 perusahaan yang melakukan eksploitasi dari beberapa perusahaan yang telah memiliki izin eksplorasi. Sedangkan pada sumber bahan tambang emas, masih dalam tahap eksplorasi.
Pengembangan sektor industri di Kabupaten Nagan Raya diarahkan pada tiga sasaran pokok, yaitu pengembangan industri kecil, industri menengah dan industri besar. Industri kecil merupakan kegiatan strategi untuk menyerap lapangan kerja disektor informal. Termasuk dalam industri kecil adalah kerajinan bamboo dan kerajinan kasab. Hingga kini belum banyak investor yang secara komersial bermitra secara saling menguntungkan. Maka program kemitraan dengan industri kecil yang didasarkan atas prinsip – prinsip profit oriented merupakan peluang investasi yang cukup cerah.
Industri menengah juga masih belum juga mendapatkan perhartian dari para investor. Memang telah ada beberapa lembaga perbankan yang memberikan modal usaha pada industri menengah seperti Bank Pembangunan Daerah (BPD) dan Bank Rakyat Indonesia (BRI) . Akan tetapi modal usaha yang diberikan oleh pihak perbankan belum cukup memadai untuk meningkatkan kapasitas produksi dan pemasaran adalah industri gergajian, industri remiling karet, pengolahan ikan .

  1. Sector Pendidikan,Kesehatan Sosial, Budaya dan Agama
Pembangunan sektor sosial, Budaya dan Agama yang telah dilaksanakan meliputi pembangunan sektor pendidikan, kesehatan, syariat islam dan social budaya lainnya serta transmigrasi. Pembangunan pendidikan di fokuskan pada peningkatan kapasitas tenaga pendidik dan sarana prasarana lainnya. Jumlah sekolah di Kabupaten Nagan Raya, yang terdiri dari SD sejumlah 129 Unit, SLTP 31 Unit, SLTA 17 Unit, SMK 2 Unit dengan tenaga pendidik sejumlah 2.842 orang.
Pada sektor kesehatan Kabupaten Nagan Raya telah memiliki 1 unit Rumah Sakit Umum Daerah yang sekarang berganti nama menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) yang terdapat di ujong Patihah Kec. Kuala. Pembangunan RSUD tersebut atas kerja sama Yayasan Ekosistem Lestari (YEL) dan Caritas Switzerland pada tahun 2008. Jumlah Puskesmas di Kabupaten Nagan Raya sebanyak 12 unit. Pembangunan sektor sosial lainnya di arahkan pada pembangunan sarana dan prasarana peribadatan dan social masyarakat.
Pembangunan Transmigrasi di Kabupaten Nagan Raya telah ada sejak wilayah ini masih bergabung dengan Aceh Barat. Penempatan Transmigrasi dimulai sejak taun 1980 s/d 1988 dengan jumlah sebanyak 4.730 KK atau 20.382 jiwa yang tersebar di 12 UPT. Pasca konflik warga transmigrasi yang kembali ke lokasi sejumlah 2.496 KK atau 8.818 jiwa. Kedepan dalam rangka pengembangan transmigrasi baik Translok atau Trans umum, Kabupaten Nagan Raya masih tersedia  areal  seluas 10.035 Ha. Prioritas Pengembangan Transmigrasi untuk tahun 2014 dan 2015 terdapat 4 lokasi pengembangan yaitu Keutubong Tunong Desa Kabu Tunong Kecamtan Seunagan Timur, Gampong Blang Meurandeh/Alue Batee Nuasah, Gampong Babah Suak/krueng Sangoi dan Gampong Blang Puuk/jagong Jeget Kec. Beutong Ateuh Banggalang.

VISI DAN MISI
Visi Kabupaten Nagan Raya Tahun 2012 – 2017 adalah “ Mewujudkan Kabupaten Nagan Raya sebagai sentral Pertumbuhan Kawasan Barat Selatan Aceh yang Maju, sejahtera dan mandiri berlandaskan Syariat Islam dengan tumpuan sektor Agribisnis dan ekonomi rakyat”
Dari Visi tersebut di atas, Pemerintah Kabupaten Nagan Raya telah menyusun misi pembangunan untuk kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan yaitu :
  1. Mengimplementasikan dan menjalankan Syariat Islam secara kaffah;
  2. Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan berdaya saing tinggi;
  3. Mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, transparan dan bertanggung jawab;
  4. Mewujudkan pemanfaatan sumber daya alam dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan dan berbasis pembangunan berkelanjutan;
  5. Mewujudkan sektor agribisnis sebagai leading sector dalam mendorong percepatan ekonomi rakyat;
  6. Mewujudkan pelayanan kesehatan yang berkualitas;
  7. Mewujudkan kemandirian energi listrik dalam mendukung Kabupaten Nagan Raya sebagai pusat investasi kawasan barat selatan Aceh;
  8. Mewujudkan Bandara Cut Nyak Dien sebagai gerbang udara masuknya wisatawan domestik dan asing di kawasan barat selatan Aceh;
  9. Mewujudkan Pendaptan Asli Daerah (PAD) dalam struktur penerimaan darah; dan
  10. Mewujudkan zona pembangunan di setiap Kecamtan berdasarkan potensi, keunikan dan karaktersitik wilayah.
Dari visi dan misi yang telah di tetapkan di atas, program prioritas pembangunan yang akan dilaksanakan selama kurun waktu 2012 – 2017 tertuang dalam 6 (enam) pilar pembangunan, yaitu :
  1. Penegakan Syariat Islam secara kaffah;
  2. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat Nagan Raya;
  3. Peningkatan kualitas pendidikan;
  4. Pemberdayaan ekonomi masyarakat;
  5. Terciptanya ketertiban dan ketentraman dalam masyarakt;
  6. Penanaman Investasi dan Pendapatan Asli Daerah.

Untuk mengimplementasikan kebijakan dan prioritas pembangunan Kabupaten Nagan Raya dari Visi dan Misi Bupati Nagan Raya Tahun 2012 – 2017, yang menjadi agenda utama ( Action Plan ) pembangunan Kabupaten Nagan Raya dalam skala besar adalah sebagai berikut :
  1. Pembangunan pelabuhan Laut Multi Purphose di Kuala Tripa Kecamtan Tripa Makmur ;
  2. Pengembangan dan pembangunan kawasan Kota Transmigrasi Mandiri ( KTM ) Suka Makmue dan pembinaan transmigrasi di 12 UPT dan 2 Pemukiman Transmigrasi Baru ( PTB ) serta transmigrasi nelayan;
  3. Pembangunan Kawasan Agropolitan (Kebun Buah) Krueng Isep Kecamtan Beutong;
  4. Peningkatan dan Perluasan Landasan Pacu ( Run Way ) Bandara Cut Nyak Dien Nagan Raya;
  5. Peningkatan dan pembangunan serta pembangunan kawasan Ibukota Suka Makmue;
  6. Peningkatan Kualitas dan derajat kesehatan melalui pembangunan sarana dan prasarana Puskesmas Rawat Inap ke Kecamtan;
  7. Pengembangan kawasan kota perdagangan simpang peut dan pasar induk tradisional terpadu;
  8. Peningkatan kualitas pendidikan dan sumber daya manusia melalui Balai Latihan Kerja Terpadu ( BLT-T) dan workshop Kabupaten Nagan Raya;
  9. Peningkatan dan pembangunan jalan dan jembatan serta normalisasi sungai sekitar DAS dan membuka isolasi daerah tertinggal;
  10. Peningkatan PAD

Sumber :

Selasa, 03 April 2012















Rombongan Bapak Bupati Nagan Raya dan Ketua IKNR


ACEH IS THE BEST


MEUNASAH ACEH DI JAKARTA


DURIAN


Musim durian di Nagan merupakan anugerah dari Tuhan yang maha kuasa di berikan kelebihan dengan tumbuhnya batang dan pohon buah termahal ini. Biasanya musim durian setahun sekali tepatnya musim setelah potong padi (Panen).

Hampir di semua area di Nagan bisa tumbuh pohon durian dengan subur asalkan pemilik lahan mau menanamnya.

Durian di mata orang Nagan adalah buah yang sangat banyak manfaatnya bisa dibuatkan dodol duren (Halua), tempoyak (Jruk) dan untuk campuran makanan snack yang lain.

Selain dari kegunaan tersebut diatas durian bisa juga di makan dengan lumang, ketan (Bu Lukat) dan di campur dengan kopi rasanya sangat nikmat. Kalau anda pernah main ke Nagan saat musim durian pasti anda ingin kembali ke Nagan saat anda melihat buah durian di tempat lain.

Durian termasuk buah yang sangat wangi baunya, biarpun berbalut daun masuk ke dalam semak belukar masih bisa tercium baunya bahkan mata kita tidak melihat makanya buah durian jarang tersesat di bawah pohonnya.

Yang lebih seru alias ramphak saat malam tiba, anak-anak muda mempersiapkan diri untuk mencari durian jatuh dengan membawa senter atau leng long. Biasanya mereka berkumpul 3 atau 4 orang duduk diam tanpa ngobrol di bawah pohonnya saat malam tiba, mereka hanya memasang perasaan agar bisa terdengar di mana posisi buah durian jatuh supaya mudah ditemukan walaupun jatuhnya di semak belukar. Sorotan senter seperti sorotan lampu panggung keatas ke bawah ke samping kekanan ke kiri saat durian tersebut sudah bum suara ke bumi.





Rapa'i Saman waktu acara Maulid







PAJOH KANDURI
Maulid Nabi Muhammad di Taman Mini Indonesia Indah

Senin, 02 April 2012

Rapai Saman

Rapai saman adalah salah satu tari dari aceh yang sangat di gemari dan sering mendapat sorakan setelah gerakan-gerakan tangannya berhenti.

Di Jakarta Rapai Saman di kembangkan oleh Kelompok Nagan Raya ( IKNR ),Group ini sudah sering tampil dalam acara-acara akbar di Jakarta.

Bpk.Zulkifli K Alwi adalah salah satu sesepuh Nagan Raya di Jakarta yang turut serta ikut dalam mengembangkan dan mempromosikan budaya Aceh pada suku lain di ibu kota negara Indonesia,sungguh mulia perjuangannya.

Rapai Saman telah pernah Show di Istana Presiden,Taman Mini Indonesia Indah,hari-hari besar,acara resepsi perkawinan dan acara sunatan.

Rapai semakin di kenal dan banyak peminat untuk tampil di acaranya.Maka Group Rapai ini sibuk melatih timnya agar menjadi lebih gemulai dan indah gerakan-gerakannya.



      Dalam acara resepsi pernikahan anak kita tercinta saudara Rafiuddin bin Zulkifli K Alwi


Suara rapai yang indah di ikuti dengan syair-syair yang benafaskan islam,melantunkan pantun-pantun membuat hati tenteram penikmat saat menyaksikannya.

Kadang kala penonton terbawa oleh gerakan tangan yang menyerupai gelombang air laut,gerakan tangan selang seling,kepala di gerakkan sesuai alunan pantun membuat tubuh berjoged bagi penikmatmya.

Alunan tabuhan Rapai "Bring-bring-breng-bruk"yang di sesuaikan dengan irama pantun membuat ruangan riuh,mata penonton tak berkedip hanya lingik-lingik kecil yang terlihat diantara kerumunan orang.

Sheeh dengan gerakan kepala ke kiri dan ke kanan sambil melantunkan syair-syair syahdu yang di sesuaikan dengan gerakan anggotanya.

Keringat membasahi seluruh badan tak terasakan oleh mereka yang penting acaranya tidak berakhir buruk,menciptakan suatu ke indahan walaupun pada dasarnya sangat melelahkan.

Dengan senang hati Group Rapai ini bila dari warga Aceh yang ada di Jakarta,Bandung,Surabaya,Semarang dan Jogjakarta ingin menampilkan budayanya di dalam acara sunatan dan pernikahan silakan menghubungi pengurus group.

Terima kasih
Penulis S.Fenaro











Bagi para penikmat seni tari, Saman menjadi salah satu primadona dalam pertunjukan. Dalam setiap penampilannya, selain menyedot perhatian yang besar juga menyedot para penikmat seni tari. Tarian Saman termasuk salah satu tarian yang cukup unik, karena hanya menampilkan gerak tepuk tangan dan gerakan-gerakan lainnya, seperti gerak badan, kepala dan posisi badan. Keunikan lainnya terlihat dari posisi duduk para penari dan goyangan badan yang dihentakkan ke kiri atau ke kanan, ketika syair-syair dilagukan.

Tari ini biasanya dimainkan oleh belasan atau puluhan laki-laki, tetapi jumlahnya harus ganjil. Namun, dalam perkembangan selanjutnya, tarian ini dimainkan pula oleh kaum perempuan atau campuran antara laki-laki dan perempuan. Dan tentunya dengan modifikasi gerak lainnya. Saya kadang bertanya bagaimana orang sebanyak itu bisa dengan serentak memainkan tarian yang memiliki kecepatan tinggi? Selain latihan tentunya, pasti ada formasi tertentu dalam meletakkan tiap-tiap penari itu sehingga kerapatan dan keseimbangan tarian terlihat harmonis dan dinamis.

Hampir semua tarian Aceh dilakukan beramai-ramai. Ini memerlukan kerjasama dan saling percaya antara syeikh (pemimpin dalam tarian) dengan para penarinya. Namun apa saja unsur yang membuat tarian ini menjadi begitu indah dalam gerak, irama dan kekompakan tidak banyak kita mengetahuinya.

Sekarang mari kita mulai mengupas unsur pendukung dalam tari saman ini. Mungkin saat kita mengetahui segala aspek yang terdapat dalam tarian ini, kita dapat lebih memahami. Dan mendapatkan tidak hanya keindahan namun juga makna filosofi dari posisi, gerak, syair yang terlantun saat pertunjukan Saman di gelar.

Dalam penampilan yang biasa saja (bukan pertandingan) dimana adanya keterbatasan waktu, Saman bisa saja dimainkan oleh 10 – 12 penari, akan tetapi keutuhan Saman setidaknya didukung 15 – 17 penari. Yang mempunyai fungsi sebagai berikut :

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

Nomor 9 disebut Pengangkat
Pengangkat adalah tokoh utama (sejenis syekh dalam seudati) titik sentral dalam Saman, yang menentukan gerak tari, level tari, syair-syair yang dikumandangkan maupun syair-syair sebagai balasan terhadap serangan lawan main (Saman Jalu / pertandingan).

Nomor 8 dan 10 disebut Pengapit
Pengapit adalah tokoh pembantu pengangkat baik gerak tari maupun nyanyian/ vokal.

Nomor 2-7 dan 11-16 disebut Penyepit
Penyepit adalah penari biasa yang mendukung tari atau gerak tari yang diarahkan pengangkat. Selain sebagai penari juga berperan menyepit (menghimpit). Sehingga kerapatan antara penari terjaga, sehingga penari menyatu tanpa antara dalam posisi banjar/ bershaf (horizontal) untuk keutuhan dan keserempakan gerak.

Nomor 1 dan 17 disebut Penupang
Penupang adalah penari yang paling ujung kanan-kiri dari barisan penari yang duduk berbanjar. Penupang selain berperan sebagai bagian dari pendukung tari juga berperan menupang/ menahan keutuhan posisi tari agar tetap rapat dan lurus. Sehingga penupang disebut penamat kerpe jejerun (pemegang rumput jejerun). Seakan-akan bertahan memperkokoh kedudukan dengan memgang rumput jejerun (jejerun sejenis rumput yang akarnya kuat dan terhujam dalam, sukar di cabut.

Tari saman ditarikan dalam posisi duduk. Termasuk dalam jenis kesenian ratoh duk (tari duduk). Yang kelahirannya erat berkaitan dengan masuk dan berkembangnya agama islam. Dimana posisi penari duduk berlutut, berat badan tertekan kepada kedua telapak kaki. Pola ruang pada tari saman juga terbatas pada level, yakni ketinggian posisi badan. Dari posisi duduk berlutut berubah ke posisi diatas lutut (Gayo – berlembuku) yang merupakan level paling tinggi, sedang level yang paling rendah adalah apabila penari membungkuk badan kedepan sampai 45o (tungkuk) atau miring kebelakang sampai 60o (langat). Terkadang saat melakukan gerakan tersebut disertai gerakan miring ke kanan atau ke kiri yang disebut singkeh. Ada pula gerak badan dalam posisi duduk melenggang ke kanan-depan atau kiri-belakang (lingang).

Selain posisi duduk dan gerak badan, gerak tangan sangat dominan dalam tari saman. Karena dia berfungsi sebagai gerak sekaligus musik. Ada yang disebut cerkop yaitu kedua tangan berhimpit dan searah. Ada juga cilok, yaitu gerak ujung jari telunjuk seakan mengambil sesuatu benda ringan seperti garam. Dan tepok yang dilakukan dalam berbagai posisi (horizontal/ bolak-balik/ seperti baling-baling). Gerakan kepala seperti mengangguk dalam tempo lamban sampai cepat (anguk) dan kepala berputar seperti baling-baling (girek) juga merupakan ragam gerak saman. Kesenyawaan semua unsur inilah yang menambah keindahan dan keharmonisan dalam gerak tari saman.

Karena tari saman di mainkan tanpa alat musik, maka sebagai pengiringnya di gunakan tangan dan badan. Ada beberapa cara untuk mendapatkan bunyi-bunyian tersebut:

Tepukan kedua belah tangan. Ini biasanya bertempo sedang sampai cepat
Pukulan kedua telapak tangan ke dada. Biasanya bertempo cepat
Tepukan sebelah telapak tangan ke dada. Umunya bertempo sedang
Gesekan ibu jari dengan jari tengah tangan (kertip). Umunya bertempo sedang.
Dan nyanyian para penari menambah kedinamisan dari tarian saman. Dimana cara menyanyikan lagu-lagu dalam tari saman dibagi dalam 5 macam :

Rengum, yaitu auman yang diawali oleh pengangkat.
Dering, yaitu regnum yang segera diikuti oleh semua penari.
Redet, yaitu lagu singkat dengan suara pendek yang dinyanyikan oleh seorang penari pada bagian tengah tari.

Syeh, yaitu lagu yang dinyanyikan oleh seorang penari dengan suara panjang tinggi melengking, biasanya sebagai tanda perubahan gerak
Saur, yaitu lagu yang diulang bersama oleh seluruh penari setelah dinyanyikan oleh penari solo.

Dalam setiap pertunjukan semuanya itu di sinergikan sehingga mengahasilkan suatu gerak tarian yang mengagumkan. Jadi kekuatan tari Saman tidak hanya terletak pada syairnya saja namun gerak yang kompak menjadi nilai lebih dalam tarian. Ini boleh terwujud dari kepatuhan para penarinya dalam memainkan perannya masing-masing.

Itulah sekelumit tentang fungsi formasi, jenis gerak, asal musik pengiring serta nyanyian dalam pertunjukan tari Saman. Semoga bermanfaat bagi anda dalam memahami tarian Saman.

Sedikit Sejarah Tari Saman
Tari ini berasal dari dataran tinggi tanah Gayo. Di ciptakan oleh seorang Ulama Aceh bernama Syekh Saman. Pada mulanya tarian ini hanya merupakan permainan rakyat biasa yang disebut Pok Ane. Melihat minat yang besar masyarakat Aceh pada kesenian ini maka oleh Syekh disisipilah dengan syair-syair yang berisi Puji-pujian kepada Allah SWT. Sehingga Saman menjadi media dakwah saat itu. Dahulu latihan Saman dilakukan di bawah kolong Meunasah (sejenis surau, saat itu bangunan aceh masih bangunan panggung). Sehingga mereka tidak akan ketinggalan untuk shalat berjamaah.

Sejalan kondisi Aceh dalam peperangan maka syekh menambahkan syair-syair yang manambah semangat juang rakyat Aceh. Tari ini terus berkembang sesuai kebutuhannya. Sampai sekarang tari ini lebih sering di tampilkan dalam perayaan-perayaan keagamaan dan kenegaraan. Tarian ini pada awalnya kurang mendapat perhatian karena keterbatasan komunikasi dan informasi dari dunia luar. Tari ini mulai mengguncang panggung saat penampilannya pada Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) II dan peresmian pembukaan Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Gemuruh Saman di TMII menggemparkan tidak hanya nusantara namun sampai ke manca negara. Saya sebagai anak negeri ini berharap semoga tari Saman bisa terus menggema.